WERKSTUK
Zingiber
officinale Rosc.
(Jahe)
Disusun sebagai salah satu tugas
akhir Praktikum
Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan
Disusun oleh :
Nama :
Fendika Wahyu Pratama
NIM : M0412027
Kelompok : 3B
Asisten : Syarafina Ratna Putri
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
Werkstuk ini dengan judul Zingiber
officinale Rosc. disusun sebagai salah satu tugas akhir Praktikum Struktur Dan
Perkembangan Tumbuhan
Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Telah disetujui dan disyahkan pada
:
Hari :
Tanggal
:
Mengetahui,
Surakarta, Juni 2013
Asisten
Penyusun
Syarafina
Ratna Putri Fendika Wahyu Pratama
M0410059 M0412027
HALAMAN
PERSEMBAHAN
Werkstuk dengan judul Zingiber
officinale Rosc. (jahe) penulis persembahkan kepada :
1.
Bapak
dan ibu tercinta di Ngawi yang selalu membantu,
mendoakan
dan mendukungku untuk memperoleh
hal yang terbaik.
2. Bapak Ari Pitoyo, M.Si dan Bapak Drs. Marsusi, M.S, Ph.D
selaku dosen pembimbing mata kuliah dan praktikum Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan .
3. Mbak Syarafina Ratna Putri (Mbak Fina) selaku asisten
pembimbing praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan kelompok III.
4. Seluruh kakak-kakak asisten pembimbing praktikum Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan .
5. Teman-teman Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012
6. Pembaca yang budiman.
7. Semua pihak yang turut membantu dan tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga werkstuk ini dapat tersusun dan selesai tepat
pada waktunya.
Dengan
tersusunnya werkstuk ini, harapan kami dapat memperkenalkan salah satu tumbuhan
di Indonesia, terutama di Jawa. Karena tumbuhan ini mudah dan banyak kita
jumpai di sekitar kita.
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak
Ari Pitoyo, M.Sc. dan Bapak Marsusi, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Struktur dan Perkembangan Tumbuhan atas bimbingan beliau demi kelancaran
penyusunan tugas ini.
2. Mbak
Syarafina Ratna Putri selaku asisten Praktikum Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan atas arahan dan bantuannya dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Petugas
Perpustakaan Pusat UNS dan Perpustakaan FMIPA UNS atas kemudahan-kemudahan yang
telah diberikann.
Kami menyadari bahwa
werkstuk ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penyusun
werkstuk ini senantiasa menerima dengan tangan terbuka segala saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan werkstuk ini. Semoga werkstuk ini
bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………................ii
HALAMAN
PERSEMBAHAN………………………………………………….iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………….......1
A. Latar
Belakang………………………………………………………...1
B. Tujuan…………………………………………………………………2
BAB II DETERMINASI DAN KLASIFIKASI………………………………..3
BAB III
HABITATIO……………………………………………………………4
A. Habitus………………………………………………………………...4
B. Habitat…………………………………………………………….......4
BAB IV
DISCRIPTIO……………………………………………………………6
A. Organa Nutritiva………………………………………………………6
1. Daun
(folium)……………………………………………………...6
2. Batang
(caulis)…………………………………………………….6
3. Akar
(radix)………………………………………………………..6
B. Organa
Reproductiva………………………………………………….7
1. Bunga
(flos)………………………………………………………..7
2. Buah
(fructus)……………………………………………………...7
3. Biji
(Semen)……………………………………………………….8
BAB V
PENUTUP……………………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….v
LAMPIRAN GAMBAR………………………………………………………….vi
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Zingiber officinale Rosc. berasal dari Asia Tropik, yang tersebar dari India
smpai Cina. Oleh karena itu, kedua bangsa itu disebut-sebut sebagai bangsa yang
pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masakan,
dan obat-obatan tradisional. Penyebaran tanaman jahe sudah tentu tidak dapat
dipisahkan dari keanekaragaman tipe agroklimat di setiap kawasan. Dengan
demikian muncul tipe-tipe jahe di dunia ini yang memiliki cirri dan
karakteristik tersendiri. Klon-klon jahe di India dibedakan berdasarkan tempat
tumbuhnya dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri misalnya: klon
jahe Rio de Janeiro, Cina, Marau, Winantody, Nadia, Thirgpui, dan Narasapattam
(Santoso, 1994).
Jahe
termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae),
sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia
galanga), lengkuas (Lenguas galanga)
dan lain-lainnya. Menurut para ahli, suku temu-temuan ini kalau dirinci
kira-kira terdiri dari 47 genera dan 1.400 spesies, yang tersebar baik di
daerah tropik maupun subtropik. Sementara itu, di Asia Tenggara dapat ditemukan
80-90 jenis Zingiber, yang konon berasal dari India Timur, Malaysia dan Irian.
Akan tetapi, jahe paling banyak diminati orang di antara berbagai jenis
Zingiber tersebut (Santoso, 1994).
Pada dunia pertanian, dikenal tiga varietas jahe
berdasarkan ukuran dan warna kulit rimpangnya, yaitu jehe gajah (badak), jahe
emprit (biasa) dan jahe merah (berem). Kegunaan praktis ketiganya kadang-kadang
berbeda . Jahe gajah yang ukurannya besar, berkulit putih atau kuning dan
rasanya tidak terlalu pedas dapat diolah sebagai manisan dan asinan. Jahe
emprit yang ukurannya lebih kecil, berkulit putih atau kuning dan sangat pedas
sering digunakan untuk bumbu masakan dan obat. Jahe merah yang ukurannya sedang
dan berkulit merah umumnya digunakan untuk obat. Jahe ini yang paling umum
ditanam dan sering diperdagangkan berdasarkan daerah asalnya (Setyawan, 2002).
Zat-zat
yang terkandung di dalam rimpang jahe antara lain : vitamin A, vitamin B,
vitamin C, lemak, protein, pati, asam organik, oleoresin (gingerin), dan
zingeberin. Rimpang jahe banyak memiliki kandungan kimia, yang diantaranya
minyak atsiri 0,6 – 3%, zingibere 60% dan zingiberole menguap, serta zat pedas gingerol. Karena kandungan kimianya, jahe banyak bermanfaat bagi
manusia, yaitu sebagai obat tradisional terutama karminatif dan stimulansia.
Efek biologi jahe dikaitkan dengan senyawa yang berasa pedas. Senyawa ini
mempunyai efek memacu reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan
sekresi empedu secara reflektoris (Purwatiningsih et al., 2003).
B. Tujuan
Pembuatan werkstuk Zingiber officinale Rosc. Ini bertujuan
untuk :
1.
Memperkenalkan
tanaman obat, yaitu Zingiber officinale Rosc. dengan deskripsi tentang habitus dan
habitatnya.
2.
Mengetahui
kunci determinasi sekaligus klasifikasi dari tanaman Zingiber officinale Rosc.
3.
Memberikan
informasi yang jelas kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tanaman Zingiber officinale Rosc.,
terutama mengenai morfologinya.
BAB
II
DETERMINASI
DAN KLASIFIKASI
A. Determinasi
Kunci determinasi :
1b – 2b - 3b – 4b – 6b – 7b – 9b –
10b – 11b – 12b – 13b - 14a – 15a – 109b(golongan 8, tanaman yang berdaun
tunggal dan tersebar) – 119b – 120b – 128b – 129a – 130b – 132a (familia Zingiberaceae )
(Stennis,
2005).
B. Klasifikasi
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), jahe
(Zingiber officinale Rosc.) diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi :
Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc.
(Purseglove et al., 1981).
BAB
III
HABITATIO
A.
Habitus
Jahe (Zingiber
officinale), merupakan tanaman rimpang yang populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya
berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah (Sudewo, 2004).
Susunan
daun zingiber officinale Rosc. adalah berselang-seling teratur, dengan ukuran
panjang 15 cm – 23 cm dan lebarnya 0,8 cm – 2,5 cm. Batang
jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau
menyengat. Panjang
tangkai daunnya 2 mm – 4 mm yang permukaannya berpilosus. Lidah daun atau
ligule memanjang mulai 0,75 cm – 1 cm, namun permukaannya tidak berpilosus.
Sedangkan warna permukaan daun bagian atas berwarna hijau yang lebih tua dari
warna permukaan bagian bawah (Tjitrosoepomo, 2005).
B. Habitat
Tanaman
jahe (Zingiber officinale Rosc.)
dapat tumbuh subur pada tanah yang mengandung bahan organis seperti humus atau
di suatu tempat yang masih berupa hutan. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0
hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di
ketinggian 500 hingga 950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan
curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap
dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk
penanaman jahe tidak boleh tergenang. Pada biasanya tanah yang digunakan dalam
penanaman jahe berupa tanah latosol berwarna merah kecoklatan atau audosol.
Tanaman ini kurang cocok hidup pada tanah rawa, tanah yang mengandung tanah
liat maupun tanah yang banyak mengandung pasir (Sudewo, 2004).
Jahe
merupakan jenis tanaman tropis yang
dapat tumbuh pada suhu sekitar
. Suhu diatas
dapat
menghanguskan daun jahe sehingga daun tersebut mengering. Pada suhu rendah di
bawah
, di samping
umur tanaman jahe menjadi semakin panjang, timbulnya anakan juga lebih lama
(Santoso, 1994).
BAB IV
DESCRIPTIO
A.
Organum Nutritivum
1. Daun
(folium)
Tanaman
Zingiber officinale Rosc. memiliki daun
lengkap yang mempunyai alat tamahan berupa lidah daun (ligule) yang permukaannya tidak berbulu. Daun dari tanaman jahe ini
merupakan tipe daun tunggal memiliki warna hijau tua pada bagian permukaan atas
dan berwarna hijau muda pada permukaan bawahnya. Pada bagian tepi daun memiliki
permukaan yang rata, bangun daun (circum
scipto) berupa lancet (lanceolatus),
ujung daun (apex) bentuknya runcing (acutus) dan pangkal daunnya (basis) runcing (acutus). Tulan daun (nervus)
memliki bentuk menyirip (penninervis),
tepi daun (margo) rata (integer) dan daging daunnya (intervenium) tipis seperti selaput (membranaceus). Permukaan helaian bagian
atas licin (laevis), sedangkan
permukaan bawah suram (opacus)
(Santoso, 1994).
2. Batang
(caulis)
Jahe
(Zingiber officinale Rosc.) mempunyai karakteristik batang agak keras dan
berbentuk bulat, berwarna hijau muda yang diselubungi oleh pelepah daun, dan
tinggi tanaman sekitar 49,16
(Sudewo, 2004).
Sifat
batang dari tanaman jahe yaitu herbaceous dengan permukaan batang licin (laevis). Sifat percabangannya yaitu
monopodial, sedangkan sifat cabang batang tegak (fastigiatus). Pada bagian pangkalnya batang berwarna putih
kekuningan. Periode hidup tanaman jahe termasuk tanaman tahunan (parennis) (Tjitrosoepomo, 2005).
3. Akar
(radix)
Jahe
ini mempunyai rimpang relatif kecil, bentuknya agak pipih berwarna putih sampai
kuning, seratnya agak kasar, aromanya agak tajam, rasanya pedas, panjang akar
20,55 - 21,10 cm, diameter akar 4,78 – 5,90 mm, panjang rimpang 16,13 – 31,70
cm, tinggi rimpang 7,86 – 11,10 cm, dan berat rimpang 1,11 – 1,58 kg.
Akar
tanaman jahe (Zingiber officinale
Rosc.) merupakan akar tongkat yang berupa serabut dan akar tongkat tersebut
lebih sering dikenal dengan nama “rimpang” (rhizome).
Warna rimpangnya adalah putih kekuningan (Setyawan, 2002).
B.
Organum
reproductivum
1. Bunga
(flos)
Bunga
tanaman Zingiber officinale Rosc. merupakan bunga bertipe majemuk tak terbatas
yang terletak di ujung batang dan ujung batang semu. Jenis kelamin bunga jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan
bunga banci (hermaphrodites) yaitu
bunga yang memiliki benang sari maupun putik pada satu bunga dan mempunyai
simetri tunggal (zigomorf) (Santoso,
1994).
Bunga
jahe mempunyai kelopak yang berbentuk tabung berjumlah 3 buah. Daun mahkota (corolla) sebanyak 3 buah yang melekat
pada staminoidea. Staminoidea tersebut berjumlah 3 buah yang salah satu
bagiannya berhadapan dengan benang sari yang serupa dengan daun mahkota (corolla) dan dua lainnya berukuran kecil
(Santoso, 1994).
Pada
bunga jahe memiliki tangkai putik sangat langsing yang bagian ujungnya terjepit
diantara kedua stamen. Memiliki bakal buah yang tenggelam, beruang 3 dengan 3
papan biji (placenta) yang menempel
pada dinding bakal buah (Santoso, 1994).
2. Buah
(fructus)
Buah
Zingiber officinale Rosc. merupakan
buah kendaga yang mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian
buah kemudian pecah lagi sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya
yang terkatup 3 atau berdaging tidak membuka. Bakal buah tenggelam, beruang 3,
tiap ruang berisi banyak bakal biji yang tersusun dalam 2 baris. Buah pada
tanaman ini memiliki kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya berupa buah
kendaga yang membuka dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap
berbenjol-benjol (Tjitrosoepomo, 2005).
3. Biji
(semen)
Zingiber officinale Rosc. Memiliki bakal
biji yang jumlahnya banyak. Biji berbentuk bulat atau berusuk, mempunyai salut
atau selaput iji (arillus), endosperm
banyak, lembaga memiki jumlah yang banyak dan ukurannya kecil (Tjitrosoepomo,
2005).
BAB V
PENUTUP
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan
tanaman dalam suku temu-temuan dari familia Zingiberaceae. Tanaman ini
merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Batangnya
bersifat herbaceous dan permukaannya laevis dengan warna hijaun muda. Memiliki
tipe akar rimpang yang dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi, warna dari akar
rimpangnya putih kekuningan. Selain itu, tanaman jahe ini memiliki susunan daun
berselang-seling teratur dengan pertulangan penninervis. Pada bunganya terdapat
kelopak berbentuk tabung, mahkota sebanyak 3 buah, stamen 2 buah, dan putik
sebanyak 1 buah. Tipe bunga dari tanaman jahe ini merupakan bunga banci
berkelamin ganda (hermaphrodites) yang bersimetri tunggal. Tangkai putiknya
terjepit diantara kedua stamen dengan bakal buah tenggelam dan beruang tiga.
Buahnya merupakan tipe kendaga. Tanaman jahe ini merupakan jenis tanaman tropis
yang dapat tumbuh pada sekitar suhu 25
- 30
C.
Tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.500
meter diatas permukaan laut. Rimpang tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) memiliki banyak manfaat diantaranya
adalah sebagai bumbu masakan dan sebagai obat tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L and Robbins,
S.R.J. 1981. Spi-
ces. Longman, London and New York :
447-531.
Purwatiningsih, Lukman Hakim. 2003.
Pengaruh Air Perasan Rimpang Ja-
he terhadap Toksisitas Akut Propanol
dan Kinidin pada Mencit. Majalah Farmasi
Indonesia. 14 (2) : 312-315.
Santoso, Budi H. 1994. Jahe
Gajah.Yogyakarta : Kanisius.
Setyawan, A.D. 2002. Keragaman Varietas Jahe (Zingiber
officinale Ro-
Sc.)
berdasarkan kandungan Kimia Minyak Atsiri.
BioSMART.
4 (2) : 48-54.
Sudewo, Bambang. Tanaman
Obat Populer. Jakarta : PT Agromedia
Pus-
taka.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogya-
karta :
Gadjah Mada University Press.
Stennis, C.G.G.J. 2005.
Flora
untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : PT
Pradaya
Paramita.
LAMPIRAN GAMBAR
1. Gambar Habitus
2. Gambar Akar (radix)
3. Gambar Daun (folium)
4. Gambar Batang
5. Gambar Bunga
6. Diagram Bunga dan Rumus Bunga
7. Foto Habitus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar